Minggu, 11 Oktober 2015

BIKIN SENDIRI GOOGLE FPV MONITOR

 Apa itu Google FPV Monitor ? itu hanya sebutan untuk monitor LCD yang dapat dikenakan di wajah , seperti layaknya kacamata sehingga kita merasakan sensasi seperti berada didalam pesawat RC atau mobil remot kontrol yang sedang kita kendalikan dari jarak jauh.
             Banyak produk jadi yang sudah siap di pasaran , sebut saja Google Fatshark , Quanum dsb. Namun sayangnya harganya cukup mahal untuk ukuran saya. Harga produk jadi berkisar 1 juta sampai 5 jutaan atau lebih. Dalam blog ini saya hanya menghimpun berbagai karya home made buatan orang lain yang saya coba buat sendiri .
Inilah penampakan produk built in dari Fatshark


Yang dibawah ini Quanum , berikut On Screen Display ( OSD ) dlm layar LCD nya


Langsung saja bikin copy nya dengan petunjuk dari berbagai situs :
Pertama siapkan styrofoam tebal bekas packing barang atau ikan.
Kedua potong dan sesuaikan dengan besar layar LCD dan buat lengkungan agar cocok dikenakan di wajah
caranya gunakan lingkar depan pada bagian topi sebagai polanya.
Ketiga , tentukan panjang styrofoam berdasar lebar layar dan kenyamanan mata kita. Tiap orang memiliki fokus penglihatan yg berbeda , juga bagi yg berkacamata tentu berbeda juga panjang fokusnya.
Keempat , pasang tali strap elastik seperti pada headlamp tempelkan dan gunakan potongan triplek , lem bakar dan sekrupkan pada styrofoamnya.
Kelima , pasang Receiver 5.8 Ghz , antena dan baterai Lipo 1000 - 1300mAh 3s diluar casing styrofoam  dan hubungkan ke layar LCD kemudian letakkan LCD dalam casing styrofoam yang telah kita buat tadi.
pasang lensa baca kotak didepan layar LCD dengan pembesaran 3x atau gunakan lensa Fresnel ukurannya disesuaikan lebar LCD yang kita gunakan.
Lensa Fresnel biasa dijual online bentuknya lembaran mika , ada yg berukuran sebesar kartu ATM hingga selebar kertas Ukuran A4. Fungsinya sama seperti lensa cembung yakni memperbesar bayangan objek.
Lensa Fresnel juga membuat backlight dari LCD tersebar merata sehingga mengurangi silau pada mata.
Kualitas gambar lebih baik jika menggunakan lensa baca yang bentuknya kotak dengan pembesaran 3x.
Berikut sedikit gambar dari situs rcgroups yang menampilkan anatomi FPV googles  :





























Cukup bikin dari styrofoam bekas seperti dibawah ini , untuk lensa fresnel ukuran kartu bisa cari di situs online atau di Tokopedia , tinggal ketikkan lensa Fresnel di kolom pencarian aja : )



.































Cara lain pakai foam jenis Depron seperti bahan foam pada kemasan makanan , tapi ini versi yang tebal.
Biasanya dijual sebagai media tempel poster promosi atau banner . Tebalnya antara 2 sd 6 mm.
Buat pola sesuai ukuran layar LCD , tentukan jarak lensa fresnel dan dilem dengan lem bakar atau pakai
lem putih Fox juga bisa. Lapisi dengan lakban bening , jika perlu beri penguat bambu tusuk sate.
Dibawah ini 2 foto dari situs instructables , menunjukkan pola untuk box monitor LCD nya.






Saya sudah test layarnya Ok , tinggal ujicoba kamera FPV nya. Saya gunakan baterai Lipo 3.7 volt untuk
kamera FPV di moncong pesawat , baterai Turnigy Nano Tech T1 Single Rail 160mAh.
Sayangnya sulit mencari konektor baterai jenis ini. Meski baterai ini dipakai untuk produk Nine Eagles tapi
tak banyak yang menyediakan battery holder tipe ini. Biasanya dijual jadi satu sama skid RC helikopter mini.
Alhasil terpaksa disolder ke konektor JST atau molex yang umum di pasaran ,supaya mudah dilepas pasang.

Jangan lupa sesuaikan bagian bawah dengan coakan untuk batang hidung. Selanjutnya casing styrofoam bisa dilapisi cat dinding dengan pengencer air. Warnai hitam di bagian dalamnya , agar cahaya bisa terserap dan juga mencegah cahaya luar masuk ke dalam casing nya.
Siapkan monitor LCDnya , saya menggunakan monitor 4.3 Inch , tapi jika ada dana lebih , gunakan layar yang memiliki spek " No Blue Screen " , maksudnya gambar tetap tampil meski sinyal dari pemancar lemah , dan tidak berubah jadi " Blank atau biru " layar LCD nya.
Untuk bagian pemancar ( Tx ) 5.8 Ghz , saya gunakan sistem DIY dari artikel sebelumnya.
Perhatikan pada bagian Tx , antena standar 5.8Ghz dibongkar dan diambil kabel coaxial nya saja dan disolderkan pada modul Tx langsung tanpa menggunakan konektor RP-SMA .
Sedangkan pada modul Receiver ( Rx ) RC305 yang kotak silver itu antenanya bisa diganti menggunakan clover antena supaya lebih baik penerimaan sinyalnya. Lebih baik lagi jika keduanya menggunakan antena clover , hasilnya pasti bagus. Hanya untuk ukuran model pesawat RC yang berukuran mini , setup seperti gbr dibawah akan sangat mengurangi berat / payload pesawat.


































Baiklah kita lanjutkan lagi ya , dibawah ini adalah diagram yang
menunjukkan pembesaran bayangan objek dari layar monitor ke mata pengamat via lensa Fresnel.
Penempatan lensa di depan monitor LCD jarak fokusnya berbeda untuk tiap orang , tergantung kondisi
mata masing masing . setidaknya sekitar 3.5 inci dari layar LCD ke lensanya.
untuk pengguna kacamata minus / plus cocok memakai sistem model seperti ini , sebab untuk model yang
lain , sistemnya berbeda dan biasanya sulit bila hendak dipakai bersama kacamata.















Rabu, 22 Juli 2015

Merakit kamera pengintai FPV

Pada artikel sebelumnya , saya telah ulas perakitan modul kamera CMOS dan UHF video sender , tapi dengan dana minim tentu hasilnyapun tak banyak berarti. Sinyal yang terputus putus dan gangguan sinyal RF dari perangkat elektronik lain , menyebabkan sistem ini labil dan terbatas jangkauannya.
Ada beberapa informasi dari sejumlah situs mengenai setup kamera untuk FPV ( First Person View ) yang biasa dipakai pada Multicopter , pesawat RC atau Drone ( Drone adalah istilah bagi pesawat nirawak buat militer , biasa sebagai alat target latihan sasaran tembak , pengintai maupun senjata ).
Konon dengan sistem 5.8 Ghz jarak jangkauannya bisa mencapai 2 km dengan kualitas gambar yang baik.
Kelebihan sistem 5.8Ghz jarak jangkauan yang jauh pada ruang terbuka dengan kualitas gambar yang baik
Kelemahannya , jarak berkurang jika terhalang tembok , pepohonan , atau materi penghalang sejenisnya.
Sistem 1.2Ghz memiliki jarak jangkauan lebih baik dan mampu menembus materi padat namun kualitas gambarnya konon tidak sebaik sistem 5.8Ghz , juga setup antenanya lebih sulit.
Antena
Terkait antena ,menurut arah pancarannya ada 2 jenis antena yakni :
Omnidirectional/pancaran sinyal ke segala arah ( contohnya antena clover dan antena lurus/standar bawaan )
Unidirectional / pancaran sinyal ke satu arah ( contohnya antena Helical atau Heliaxial )
Antena clover dan helical memiliki jenis polarisasi sirkular ( CP/Circular Polarisation ).
Dari forum di www.fpvlab.com digambarkan pancaran gelombang dari antena tipe Omnidirectional dan dari tipe antena Unidirectional seperti dibawah ini :




 
Ketika memancarkan sinyal , sebuah antena jenis CP seperti clover itu akan menerima pantulan gelombang dari objek disekitarnya yang arah polarisasinya berlawanan dari gelombang yang dipancarkannya semula.
Jika antena CP kita desainnya tergolong RHCP ( Right hand Circular Polarisation ) maka akan menghasilkan pantulan gelombang yang sifatnya LHCP ( Left Hand Circular Polarisation ). Jadi bersifat mirroring (cermin ) Kedua gelombang ini idealnya tidak dapat saling terhubung.
Dari situs Wikipedia digambarkan RHCP & LHCP seperti dibawah , disebut RHCP/LHCP jika dilihat dari sudut pandang sumber pemancar gelombangnya dan disebut sebaliknya jika dilihat dari penerima/receivernya

RHCP


LHCP

Ketika antena menerima pantulan gelombang dari sumber dan sudut yang berbeda , terjadi delay dan gelombang yg diterima akan masuk bergantian disebut sebagai multipath.
Itu artinya dua antena yakni antena Tx dan Rx yang kita pakai harus sama sama desain RHCP atau keduanya sama sama LHCP untuk hasil yang prima. Meski demikian pada antena yang kualitasnya rendah , dua desain antena yang berbeda (RHCP & LHCP ) dikombinasikan masih bisa saling terhubung.
Antena sebaik apapun tak ada yg sempurna , tapi dalam dunia ini ada harga ada kualitas , tinggal sesuaikan dengan bajet kita saja. Dengan dana minim kita harus puas dengan produk pabrikan dari China yang banyak terdapat di Ebay. Tapi menginvestasikan produk berkualitas di awal akan menghemat dana ketimbang membeli lagi barang baru setelah barang pertama rusak atau tak sesuai harapan.
Hal ini juga membuat hobi akan berlanjut kedepan.
Video sistem
Sistem kamera PAL/NTSC pada kamera dan monitor konon juga berpengaruh pada kualitas video yang diterima. Umumnya untuk kualitas gambar yang baik tapi kameranya steady ( seperti pada CCTV ) ada pada sistem PAL , sedang untuk frame rate pada video bergerak FPV akan lebih maksimal menggunakan sistem NTSC.
Umumnya sistem monitor LCD seperti foldable LCD dibawah sudah otomatis menyesuaikan jenis kamera yang dipakai baik PAL ataupun NTSC.
Modul kamera
Ada 2 jenis tipe kamera yang dibedakan dari jenis sensor didalamnya , yakni :
Kamera CCD ( charged coupling devices )
Mengubah sinyal cahaya analog dari luar ke sinyal digital ke dalam chip tanpa distorsi. Proses produksinya rumit sehingga harganya mahal , namun awalnya dikenal sebagai penghasil image terbaik.
Kamera CMOS ( complimentary metal oxide semiconductor )
Menggunakan transistor pada tiap pixelnya untuk memproses gambar. Diproduksi seperti layaknya chip biasa sehingga lebih murah. Selain itu lebih hemat daya. Saat ini sensor CMOS telah mengalami banyak kemajuan dan konon memenangkan persaingan dengan tipe CCD.
Ada juga grade berdasarkan TVL ( TV Lines )
Makin besar nilai TVL nya makin tinggi kerapatan gambarnya dan makin bagus hasil gambarnya.
Berikut tabel kesetaraan antara TVL dan pixelnya :

480 TVL 510 x 492
600 TVL 768 x 494
650 TVL 811 x 508
700 TVL 976 x 582

Dan tautan situs dibawah ini memberikan gambaran mudah dan menggoda bagi kita untuk mencobanya..


Sumber tautan :
 n.eurny-rc.fr/diy-micro-fpv-tutorial/
 http://blog.oscarliang.net/diy-micro-fpv-video-transmitter-camera/

 Daftar komponen yang diperlukan :

1x modul transmitter 5.8Ghz tipe TX5823 /170mA @ 5V (~150mA @ 3.3V) ( termurah di Aliexpress )
1x unit receiver 5.8Ghz Boscam tipe RC503 ( termurah di Aliexpress )
1x modul pinhole camera 600TVL with wide angle lens ( termurah di Banggood )
1x dioda 1N4001
1x LCD monitor 4.3 inch atau sesuai kebutuhan  ( termurah di Aliexpress )
1x baterai LiPo 1S 160mAh 25C untuk power supply transmitter ( bisa beroperasi sd 50 menit )
1x baterai LiPo 3S 2700 mAh untuk power supply receiver ( bisa beroperasi sd 2 jam )
1x Mushroom / Clover antenna ( opsional ) untuk jarak yang lebih jauh.

Skematik dibawah ada 3 jenis setup , bisa dipilih salah satunya saja , perlu diingat modul TX5823 punya dua varian , yakni varian 5V dan varian 3.3V. Pastikan menggunakan dioda 1N4001 jika tipenya 3.3V.
Di situs Smartdrone , mereka bahkan menggunakan modul DC step down dari Polulu agar lebih efisien.
Penggunaan dioda memiliki kelemahan akibat daya listrik yang terbuang menjadi panas.
Pada modul Tx5823 terdapat pinout chanel dan pada receiver RC503 juga terdapat blok switch untuk pengaturan 8 chanel. Pengaturan chanel dijelaskan pada manual produknya , tapi kadang terjadi hal yang memusingkan jika mendapatkan modul yang rusak atau karena kurang teliti saat menyolder sambungannya.
Aplikasi kamera mikro yang dipasang pada RC heli , multicopter biasanya dipakai pada liputan berita , syuting prewedding , racing atau hanya sekedar untuk selfie semata.
Hasil videonya kadang luarbiasa , bisa mengambil gambar dari tebing dan medan yang sulit. Malah ada yang bisa sampai ke atas awan dan kembali lagi ke bawah. 
Diagram pinout modul TX5823


wiring-680x258
Bagian belakang modul Tx5823
diberi tambahan blok switch u/pilih channel ( www.flitetest.com )
www.flitetest.com

3
mini quadcopter with FPV dari www.smartdrone.com




Sedangkan antena bisa hanya dengan seutas kabel pendek spt gambar dibawah , bisa juga pakai antena jamur yang khusus dibuat untuk Tx/Rx 5.8Ghz , biasa juga disebut clover antenna. Yang Tx terdiri 3 loop yang Rx terdiri dari 4 loop kawat tembaga 0.6 mm. Kalau yg berbentuk jamur jika dibuka isinya juga kawat loop.
Jika hendak menyolder sendiri antena jamurnya , pastikan konektornya saling bersesuaian pasangannya.
Sebab ada setidaknya 4 jenis konektor yang dipakai untuk modul seperti ini.
konektor  RP-SMA male & female,  SMA male & female . Ada yang L shape ada yang lurus.
Karena setup yang minim komponen penunjang , biasanya timbul panas setelah penggunaan beberapa lama.
Panas yg terjadi juga suatu indikasi jika desain antenanya tidak cocok dengan spek Tx ( pemancar ) nya.
sebab daya yang dikeluarkan Tx tak terpancar sempurna dan berbalik ke Tx menyebabkan overheat.
Pada versi produk jadinya ( bukan cuma berupa modul ) , dari pabrikan biasanya dipasangi heatsink pendingin. Para DIYers menggunakan teknik dibawah tujuannya agar mengurangi beban payload pesawat.
Biayanya memang cukup besar kalau semua ditotal sekitar Rp 700.000 pada saat ini.
Tapi akan lebih mahal lagi jika beli yang sudah jadi , apalagi model monitor  yang bisa dikenakan seperti pada model Google Fat Shark dan sejenisnya , yang jelas jutaan harganya. 

     Diode close up

close up

 TX5823 Pinout

Quoi-besoin

Antenne
antenna




Montage V1.1
cara setup dari blog Eurny









tx5823-5-8ghz-200mw-video-transmitter-camera-schematic
Contoh setup dari Oscarliang V2.0




















RC-FPV-transmitter-camera-circuit-TX5823-MC495A
Setup Oscarliang V1.0

Unit receiver RC503 terhubung monitor LCD sbg ground station





Foldable LCD monitor 4.3 inci


light FPV cloverleaf antenna
Contoh setup clover antena

Antena mushroom/clover opsional untuk jarak menengah






Antena Helical untuk long range (www.mavbot.com)



















































































Helical & RC305 (www.rcshutter.com )



Senin, 20 Juli 2015

Robot dengan kendali bluetooth L293D dan smartphone Android

Seiring meningkatnya penggunaan smartphone android pada hampir semua lapisan masyarakat baik tua muda bahkan juga anak - anak , tentulah kita menginginkan sesuatu yang out of the box , sesuatu yang lain dari biasanya dari fungsi smartphone yang sekedar untuk sms , chat , teleponan , internet dan main game.
Smartphone terbaru saat ini memiliki segudang fungsi yang nyaris setara dengan netbook . Didalamnya terdapat prosesor , berbagai sensor dan konektivitas yang banyak. Sebut saja koneksi Bluetooth , NFC , USB , WiFi , sensor gyro , accelerometer , kamera , dan infrared .
Kita bisa memanfaatkan fitur yang melimpah dari smartphone untuk melengkapi hobi robotik ini.
Kalau bisa menekan harga komponennya , mungkin bisa juga dijual sebagai mainan atau kit robot.
         Mungkin kita sudah tak asing lagi dengan mainan pelengkap iPhone dan Android yang sering tampil di berbagai situs gadget dan teknologi. Banyak juga yang telah berhasil membuatnya dan mengupload videonya di Youtube . Dan lebih banyak lagi tutorial tentang hal ini di blog dan website.
Tapi apa kita ngga penasaran untuk membuatnya sendiri ? dengan tantangan baru : biaya sekecil mungkin.
        Sulit dipungkiri jika harga komponen yg sebenarnya sudah murah itu masih terasa mahal di kantong.
Salahsatu cara menyiasatinya diantaranya dengan menyolder sendiri dan membeli komponen terpisah ketimbang modul jadi. Atau membeli komponen sekaligus pada satu penjual agar mendapat potongan harga maupun biaya kirim yang lebih murah.
         Proyek yang pertama adalah menggunakan :
1. Arduino ( jenis apa saja )
    Untuk  Arduino Uno , NanoV3 dan ProMini sama konfigurasinya.
2. IC DC motor driver L293D
3. HC-05 Bluetooth module
4. DC motor 2 buah
5. Peralatan penunjang misal kabel , PCB , baterai , chassis untuk robotnya dan smartphone Android yang telah diinstal aplikasi BT_Car yang bisa diunduh pada alamat email yg tercantum di bawah artikel ini.
Saya memilih menggunakan Arduino Nano V3 clone berikut shield dudukannya dan modul L293D
Pertimbangannya , saya tak perlu repot menyolder kabel dan kaki IC , bentuknya kecil dan bisa dibongkar lagi jika hendak dibuat proyek yang lain. Arduino Nano V3 bisa diprogram dengan program yang biasa dituliskan pada Arduino Uno tanpa harus merubah programnya. tinggal sesuaikan saja pin yang akan dihubungkan. Bedanya hanya dari bentuknya yang kecil. Karena kecil maka mudah ditempatkan diatas chassis robot maupun ke dalam bekas mainan yang akan dijadikan target.
Arduino yang sekarang ada dua jenis , satu yg menggunakan IC serial interface FTDI satu lagi menggunakan IC CH340 , jadi pastikan kita install dulu driver yang tepat ke PC.
Untuk yang pakai IC CH340 harga Arduinonya lebih murah dibanding yang FTDI.

Sumber : Tokoduino , Tokopedia















Diatas gambar Arduino Nano yang nangkring diatas dudukannya ( terminal adapter for Arduino Nano ).
atau biasa disebut Screw adapter for Nano.Bisa beli di Tokoduino di Tokopedia.com atau di Ebay.com.


















Yang diatas ini adalah gambar dua buah module HC-05
yang kiri tampak bagian bawahnya , yang kanan adalah penampakan bagian atasnya.
Kita hanya membutuhkan satu unit modul HC-05 , fungsinya sebagai pemancar sekaligus penerima sinyal Bluetooth. Ketika mengupload sketch ke dalam Arduino , pastikan lepaskan dulu sambungan Tx/Rx dari modul bluetooth ke Arduino.













Yang diatas ini contoh modul driver L293D dan dua DC motor yang terhubung padanya.Sebenarnya IC nya saja yang dipakai pun bisa , kita hanya perlu menyolderkan sendiri saja kaki kaki IC L293D dengan kedua terminal DC motor tersebut , sesuai skema rangkaian dibawah .Adapun transistor yang nampak pada modul diatas hanyalah IC 7805 yang dipakai untuk penyetabil tegangan masuk jika menggunakan power supply untuk DC motor yang terpisah dengan Arduino. Modul itu hanya mempermudah perakitannya , jadi tinggal bautkan kabel tanpa perlu menyolder. Terkadang solderan yang kurang baik menyebabkan proyeknya jadi gagal.
Bentuk modul driver L293D beragam , intinya kita lihat saja datasheet IC L293D karena semua modul tersebut tak pernah menyertakan manual cara penggunaannya .
Dibawah ini adalah rangkaian menggunakan breadboard dari situs www.learnhowtomakerobot.blogspot.com yang berjudul Make Robot in Less than 15 minutes , kunjungi situsnya untuk mendapatkan program Arduino dan aplikasi Android sebagai remote controlnya sebagai diulas diatas , Arduino Uno bisa diganti dengan Arduino Nano tanpa mengubah isi program dan hanya menyesuaikan ( menyamakan ) pin out yang terhubung seperti diagram di bawah :


















Dan diatas itu adalah tampilan aplikasi BT_Car yang telah diinstal di layar smartphone Android , sebagai pengendali robot yang akan kita buat menggunakan Arduino , modul Bluetooth dan IC L293D.
Seperti biasa diperlukan pairing Bluetooth dahulu , masukkan kode (1234 ) jika diminta , barulah aplikasi dan robotnya bisa terhubung. Jangan lupa aktifkan dulu mode Bluetooth di smartphonenya , karena aplikasi ini nampaknya tidak otomatis mengaktifkan fungsi Bluetooth.

Jumat, 20 Maret 2015

Robot Pemindah Barang yang dikendalikan via Hape Jadul


              Tidak mudah mencari artikel robot yang saya harapkan. Saya berkeinginan membuat sebuah robot yang mampu memindahkan benda benda kecil , dapat dikendalikan jarak jauh , dilengkapi dengan wireless kamera , namun tentu saja dengan dana seminim mungkin , dengan cara yang semudah mungkin. Kalau bisa , robot ini nantinya juga mampu melalui medan yang sulit.
                Yang berserakan di internet hanyalah robot yang bisa maju mundur , atau belok kiri dan kanan saja. Membosankan sekali bukan ? apa bedanya dengan mainan biasa yang ada di pasaran ?
Mungkin  jika kendalinya via Bluetooth smartphone akan kelihatan lebih cool , soalnya kalau pakai rangkaian remot bekas mainan sepertinya kok biasa saja ? tak ada bedanya dengan mainan umumnya.

                Coba deh ,cari mainan anak anak yang bisa mengangkat gelas plastik , kotak dus atau balok Lego dan memindahkannya , ngga ada kan ? padahal seharusnya ini mudah diproduksi dan lebih asyik dimainkan. Ada juga sih , yang jual tapi harganya setengah jutaan apa ga berlebihan ya , uda gitu jarak kontrolnya terbatas pula.

                Saya juga ingin robot ini dilengkapi kamera jarak jauh , tipikal keinginan para newbie di dunia robotik ini hehehe ,  

 
CMOS PAL camera module dan UHF Video sender
  

UHF wireless video sender ini dijual dalam bentuk kit , intinya amplifier sinyal RF seperti pada modul RF DVD player , skematik dari modul diatas adalah gbr dibawah ini.

Sumber : bullnet.co.uk


               Yang pertama saya cari adalah wireless kamera yg murah. Ada dua jenis kamera murah meriah yang saya temukan , yakni Spy kamera berbentuk gantungan kunci yang hanya mampu menyimpan video di micro SD , yang satunya wireless kamera yang bisa dilihat di layar monitor TV melalui rangkaian pemancar mini UHF atau biasa disebut video sender. Ini saya kira satu satunya pilihan termurah , karena untuk kamera wireless 2.4 Ghz harganya paling murah Rp 500 ribuan dan tidak dijamin memuaskan hasilnya , lagian duit segitu dapat darimana ? buat makan aja susah , Hehehe. 
Akhirnya saya pilih modul kamera plus rangkaian video sender , hasilnya lumayan bagus , gambarnya berwarna dan jernih, hanya saja sinyalnya kurang stabil , dan mencocokkan sinyalnya dengan TV membutuhkan kesabaran. Cara tuning sinyal nya yakni dengan menyalakan rangkaian video sender dahulu kemudian  searching channel TV seperti layaknya mencari channel stasiun TV baru , jika mulai terjadi gangguan/noise dan layar yang tadinya biru berubah jadi hitam , itu tandanya sinyal mulai sinkron dan gambar dapat tampil di layar TV anda , coba paskan lagi tuningnya supaya gambarnya bersih. Untuk gambar yang buram , berarti kita harus sesuaikan lensa modul kameranya , diputar kekiri atau ke kanan sehingga kita mendapatkan fokus yang tajam.
                Cara lain bisa juga dengan menggunakan handphone Android yang disematkan aplikasi Skype. Tapi kebetulan saya cuma punya handphone jadul , apa daya pilihan jatuh pada UHF wireless camera.


Sumber : superdroidrobots.com
                  Yang kedua adalah mencari platform atau chassis robot yang mampu memungut benda benda di sekitarnya , tidak sulit sih membayangkan sejumlah Servo terangkai pada lengan robot yang terbuat dari tripleks , tapi Servo koq mahal ya ? masa harus beli banyak ? sungguh bokek sekali ,  what a poor guy .
Baiklah , kita cari yang pakai DC motor saja ya , biar murmer , tinggal nyari di dus kumpulan mainan rusak milik adik atau beli juga ga mahal mahal amat kali.
Pilihan jatuh pada Tamiya Construction Set sebagai chasisnya , ya karena robot ini hanya membutuhkan 3 buah DC motor untuk beroperasi dan memungut benda apapun didepannya. Tapi yang jelas bukan untuk mungutin pot bunga atau barbel dari besi yaa...
Harganya sih ya mahal juga , tapi bisa beli pretelan atau beli terpisah parts nya dan nantinya material robot bisa diganti dengan menggunakan bahan lain , seperti tripleks atau sisa sisa dari casing plastik dari printer tua.

Situs penjualan online untuk produk Tamiya construction series diantaranya :

www.hlj.com ( Hobbylink Japan )
Hobbylink Japan menyediakan static model , anime figure dan Tamiya series.
Menggunakan kurs Yen dan jasa pengiriman EMS dan SAL yang relatif lebih murah dibanding situs lain , untuk produk sejenis.
Paket EMS tiba 2 minggu sedangkan paket SAL tiba 3 - 4 minggu.

www.klinikrobot.com
Klinik robot dari Pak Sandy menyediakan komponen robotik dari Tamiya series , seperti Tank track , Dual geared DC motor dan aneka komponen robotik maupun mikrokontroler.
Menggunakan kurs Rupiah untuk domestik dan USD untuk pembelian via Paypal.
Jasa pengiriman menggunakan JNE courier.

Meski tak ada kaitannya dengan Tamiya construction set , karya kreatif dari Muhammad Arin dibawah ini dapat dijadikan sumber inspirasi pembuatan base robotik dengan memanfaatkan limbah daur ulang dari casing printer bekas dan baut. Bahkan ini dikerjakan secara manual hanya menggunakan gergaji besi dan bor mekanis saja :


Sumber : teknologiguna.blogspot.com

Berurusan dengan robot itu hanya ada dua pilihan sih , kalo ngga nyiapin dana gede ya harus punya skill atau keterampilan yang mumpuni plus tahu kemana mencari peralatan yang komplit.
Kalau kedua duanya ga punya , ( baik duit tebel maupun skill yang memadai ) , ya pilihannya jatuh pada proyek seperti di blog saya ini hahahaha .

                   Yang ketiga adalah menyiapkan Transmitter dan Receiver atau Tx/Rx nya. Bisa pakai Bluetooth modul HC-05 , bisa pakai X-Bee ,bisa pakai cabutan dari mainan remot adiknya atau bisa pakai Pemancar/Penerima atau biasa disebut Tx/Rx versi profesional  ( yg harganya sejuta lebih ) seperti dari merk Futaba . Atau tipe 500 ribuan dari merk HobbyKing.
Bisa juga hanya menggunakan kabel yang terhubung ke saklar seperti versi kit bawaannya Tamiya diatas tadi , atau istilahnya cable tethering.
Yang versi wireless termurah tentu mengambil dari modul RC bekas mainan adik. Tapi itu berarti kita kekurangan channel untuk mengendalikan lengan/gripper robotnya. Ingat mainan RC biasanya kan cuma bisa maju mundur belok kiri dan belok kanan kan ? Ya berarti kita perlu dua PCB cabutan dari mainan bekas RC , tetapi pilih yang frekwensinya berbeda , kan ada yang 27Mhz dan 40Mhz. Supaya tidak saling bertabrakan fungsi kontrolnya.
                   Ada pula sistem pengendali DTMF ( Dual Tone Multiple Frequency ) diadaptasi dari penggunaan nada tombol pada telepon yang biasa terdengar saat kita menekan angka kala menelepon. Keuntungan sistem ini , robot bisa dikendalikan dengan jarak unlimited , tanpa batas selama masih ada sinyal seluler dan pulsa yang memadai tentunya haha., ya memang pakai pulsa , kan nada DTMF kita kirim sambil menelepon via handphone , hanya yang kita lakukan bukanlah berbicara , melainkan hanya menekan tombol angka pada handphone ketika dua handphone tersebut terhubung.
Sebelumnya hape yang berada di robot , kita seting auto answer dahulu. Tentu handsfreenya harus dipasangkan sebelum dapat membuka menu auto answer di hape ini.
Alhasil robot ini bisa dikendalikan dengan jarak nyaris unlimited , karena bergantung pada jaringan GSM seluler.

                     Misal kita tekan tombol di angka 2 di hape jadul maka robot bergerak maju
                                       tekan tombol di angka 8 maka robot bergerak mundur
                                       tekan tombol 4 robot belok kiri
                                       tekan tombol 6 robot belok kanan
                                       tombol lain disetting sesuai keperluan , misal untuk gripper.


Cara kerja robot DTMF


Kombinasi dua frekwensi yg tertera di samping dan bawah keypad adalah nada DTMF
  Nada tombol telepon adalah gabungan dua nada yang berbeda frekwensinya , dari gambar diatas dapat diambil contoh , misal angka 1 berarti kombinasi antara frekwensi 1209 Hz dan 697 Hz . Jadi itu merupakan perpotongan antara frekwensi di lajur kanan dan frekwensi di baris terbawah.
Sedangkan tabel dibawah ini adalah proses sinyal digital yang terjadi antara IC DTMF dan mikrokontroler.
Logic table : proses olah data sinyal DTMF dari hape ke mikrokontroler
  Kerugian sistem ini ada pada delay yang kadang terjadi jika sinyal kurang stabil , jadi jangan dipakai untuk robot di meja operasi , telat sekian menit atau sinyal tulalit bisa kacau kan ? hehehe..   Dibawah ini adalah modul yang telah terisi program untuk menggerakkan 4 buah DC motor , konektor JTAG sepasang itu nantinya masing masing dihubungkan dengan 2 modul DC motor driver L298N. Masing masing modul driver mengendalikan 2 motor DC, jadi totalnya 4 motor DC.
Modul robot DTMF 4 channel with AT89C2051
                                                      
Sumber : onlinetps.com
 Modul DTMF dari www.onlinetps.com ini menggunakan IC Decoder DTMF , MT8870 persamaannya adalah CM8870 dan HT9170. Decoder sinyal DTMF ini sebenarnya bukan IC tapi mikrokontroler , karena berisi program yang disematkan dari pabriknya. Sinyal yang dihasilkan lantas diumpankan pada Microcontroler jadul dari seri ATMEL AT89C2051 , di dalamnya program mengatur " tombol mana untuk mengaktifkan sinyal untuk kanal yang mana "  diproses , akhirnya motor driver dengan IC L298N menerima sinyal high/low tersebut untuk menggerakkan DC motor yang ada pada robot.


Gambar diatas menunjukkan instalasi pemasangan modul kontrol DTMF , dua unit L298N DC motor driver ( yang satu hasil kloning dari motor driver sebelahnya ) dan penempatan microphone dekat speaker handphone. Ditempelkan menggunakan selotip agar lebih baik.
Dalam gambar tsb , terminal IDC / JTAG yang satunya belum disambungkan ke DC motor driver hasil kloning /copas.
Kabel kabel pada unit motor driver dihubungkan ke baterai dan 4 buah DC motor yang akan menggerakkan sepasang roda dan unit grippernya.
Nantinya Handphone disetting auto answer ( tancapkan handsfree dahulu , sekedar untuk mengaktifkan fungsi auto answer ). Setel volume terkeras pada mode loudspeaker.
Sementara itu gunakan handphone lain untuk menelepon rangkaian diatas , setelah telepon tersambung ( otomatis nyambung karena setting auto answernya tadi ) , dan tinggal tekan tombol angkanya untuk menggerakkan salah satu DC motor pada rangkaian tadi.

Untuk list program AT89C2051 yang menggerakkan 2 DC Motor Anda dapat search di situs engineergarages.com , jangan tanya cara uploadnya , karena modul yang saya pakai sudah diprogram dari sananya , hehe.., karena AT89C2051 ini sudah obsolete alias ga diproduksi lagi oleh pabrikan asalnya. Mungkin yang sekarang stok lama atau buatan China.
Beberapa situs robotik di Indonesia dan situs Ebay masih menjual AT89C2051.
Tapi alat programmernya udah jarang yang jual disini. 
Meski demikian dibawah artikel ini terdapat beberapa skematik rangkaian robot DTMF tanpa menggunakan mikrokontroler , selain MT8870 dan DC motor driver L293D. Hanya saja cuma bisa untuk kendalikan 2 motor DC.

Dimana kita bisa mendapatkan MT8870 ? yang jelas di toko komponen elektronika , bukan di toko bangunan pastinya..hehe mungkin Digiware menyediakan secara online. Kalau modul DTMF diatas ya beli di www.onlinetps.com India. Untuk modul kamera pastikan yang sistem PAL sesuai dengan sistem di Indonesia , UHF kitnya konon ada yang jual di daerah Jatinegara - Jkt

Jadi sebenarnya ini bukanlah 100% robot , karena programnya tidak bersifat autonomous.
Hanya sekedar merubah sinyal analog frekwensi tombol ke sinyal digital (high/low ) dan pengaturan operasi tombol saja.

Alternatif rangkaian lain :
Saya juga mendapatkan skema rangkaian pengendali Robot DTMF tanpa Mikrokontroler di internet.
Rangkaiannya hanya menggunakan MT8870 dan IC CMOS saja atau bahkan langsung dihubungkan ke IC motor driver L293D.



Contoh yg tanpa mikrokontroler di breadboard
                                          Skematik robot DTMFdibawah tanpa mikrokontroler
Sumber : engineergarages.com

                                           Skematik ini hanya gunakan DTMF decoder & motor driver saja
Sumber : roboticsbible.com

                                            Skematik dibawah ini ditambah IC CMOS 74HC04
Sumber : electrosome.com
                                          Skematik dibawah ini menggunakan ATMega 16
List programnya ada di : Instructables.com
Dalam merakit skema diatas , crystal 3,57 Mhz harus disolder sedekat mungkin dengan kaki MT8870
Hape bisa langsung dihubungkan ke rangkaian via konektor headset yang dipotong salah satu headsetnya dan dari situ didapat sepasang kabel yang lantas disolderkan ke rangkaian. Sedang konektor headset ya dicolokkan pada hape seperti biasa. 
Dari skematik diatas nampak bahwa tanpa mikrokontroler , DTMF decoder MT8870 bisa langsung dihubungkan dengan IC motor driver. Fungsi mikrokontroler dan IC CMOS nampaknya hanya berfungsi sebagai pengatur tombol operasi dan menentukan jumlah channel yang dikehendaki.
Lebih mudah jika kita gunakan condenser mic yang disolderkan langsung ke bagian input rangkaian , sebagai alat untuk menerima sinyal DTMF dari speaker hape , jadi tak perlu memotong dan menyolder kabel headset yang super tipis itu.

Hape monokrom sejenis ini dan variannya dapat digunakan untuk mengirim sinyal DTMF dan dapat disetel auto answer setelah menancapkan handsfreenya. Semua hape juga bisa sebenernya , tapi lebih mudah menggunakan hape seperti ini.

Tapi namanya pakai mikrokontroler tentu saja channel/kanal yang diperoleh bisa lebih banyak dan pengaturan tombolnya lebih nyaman digunakan.
Untuk modul dari onlinetps di proyek ini memiliki 4 channel , yakni Maju-mundur , belok kiri - kanan , lengan naik-turun , gripper/capit buka-tutup.
     Karena menggunakan Tamiya construction set maka hanya 3 channel yang diperlukan.
Sisa channelnya bisa buat bikin pergerakan kamera , menembakkan peluru mainan , atau menyemprotkan air dari pistol air elektrik atau apalah terserah kita.
                         Sistem pengendali via sinyal DTMF ini sudah cukup lama dikenal , konon saat PD II ,  Jerman sempat menggunakan teknik kendali ini pada roket V2 nya Von Braun , yang jadi cikal bakal rudal ICBM/antarbenua dan roket pendorong satelit di masa sekarang.  
Sedangkan para mahasiswa teknik elektro telah banyak mengaplikasikan teknik kontrol menggunakan sinyal DTMF ini pada kontrol relay , kunci jarak jauh dan aneka proyek lain sejak lama.Ketik saja kata kunci ' rangkaian kontrol DTMF ' , maka akan banyak artikel yang membahas tentang hal ini.    
                          Satu hal yang menarik , ada yang berpendapat dalam mempelajari suatu modul mikrokontroler tidak perlu belajar dari nol , artinya tinggal tancap , tumpuk modulnya dan bikin programnya. Jika hanya bertujuan merakit satu alat saja mungkin itu benar. Spt halnya menyusun puzzle , kita tak perlu tahu cara membuat puzzlenya , tapi jika menghadapi sirkuit diatas yang bukan sebuah modul jadi , apa ya bisa paham tanpa belajar elektronika dasar sama sekali ? hehe , rasa ingin tahu lah yang membuat manusia bisa berkembang sampai sekarang. So let's keep learning.