Ada beberapa informasi dari sejumlah situs mengenai setup kamera untuk FPV ( First Person View ) yang biasa dipakai pada Multicopter , pesawat RC atau Drone ( Drone adalah istilah bagi pesawat nirawak buat militer , biasa sebagai alat target latihan sasaran tembak , pengintai maupun senjata ).
Konon dengan sistem 5.8 Ghz jarak jangkauannya bisa mencapai 2 km dengan kualitas gambar yang baik.
Kelebihan sistem 5.8Ghz jarak jangkauan yang jauh pada ruang terbuka dengan kualitas gambar yang baik
Kelemahannya , jarak berkurang jika terhalang tembok , pepohonan , atau materi penghalang sejenisnya.
Sistem 1.2Ghz memiliki jarak jangkauan lebih baik dan mampu menembus materi padat namun kualitas gambarnya konon tidak sebaik sistem 5.8Ghz , juga setup antenanya lebih sulit.
Antena
Terkait antena ,menurut arah pancarannya ada 2 jenis antena yakni :
Omnidirectional/pancaran sinyal ke segala arah ( contohnya antena clover dan antena lurus/standar bawaan )
Unidirectional / pancaran sinyal ke satu arah ( contohnya antena Helical atau Heliaxial )
Antena clover dan helical memiliki jenis polarisasi sirkular ( CP/Circular Polarisation ).
Dari forum di www.fpvlab.com digambarkan pancaran gelombang dari antena tipe Omnidirectional dan dari tipe antena Unidirectional seperti dibawah ini :
Ketika memancarkan sinyal , sebuah antena jenis CP seperti clover itu akan menerima pantulan gelombang dari objek disekitarnya yang arah polarisasinya berlawanan dari gelombang yang dipancarkannya semula.
Jika antena CP kita desainnya tergolong RHCP ( Right hand Circular Polarisation ) maka akan menghasilkan pantulan gelombang yang sifatnya LHCP ( Left Hand Circular Polarisation ). Jadi bersifat mirroring (cermin ) Kedua gelombang ini idealnya tidak dapat saling terhubung.
Dari situs Wikipedia digambarkan RHCP & LHCP seperti dibawah , disebut RHCP/LHCP jika dilihat dari sudut pandang sumber pemancar gelombangnya dan disebut sebaliknya jika dilihat dari penerima/receivernya
RHCP |
LHCP |
Ketika antena menerima pantulan gelombang dari sumber dan sudut yang berbeda , terjadi delay dan gelombang yg diterima akan masuk bergantian disebut sebagai multipath.
Itu artinya dua antena yakni antena Tx dan Rx yang kita pakai harus sama sama desain RHCP atau keduanya sama sama LHCP untuk hasil yang prima. Meski demikian pada antena yang kualitasnya rendah , dua desain antena yang berbeda (RHCP & LHCP ) dikombinasikan masih bisa saling terhubung.
Antena sebaik apapun tak ada yg sempurna , tapi dalam dunia ini ada harga ada kualitas , tinggal sesuaikan dengan bajet kita saja. Dengan dana minim kita harus puas dengan produk pabrikan dari China yang banyak terdapat di Ebay. Tapi menginvestasikan produk berkualitas di awal akan menghemat dana ketimbang membeli lagi barang baru setelah barang pertama rusak atau tak sesuai harapan.
Hal ini juga membuat hobi akan berlanjut kedepan.
Video sistem
Sistem kamera PAL/NTSC pada kamera dan monitor konon juga berpengaruh pada kualitas video yang diterima. Umumnya untuk kualitas gambar yang baik tapi kameranya steady ( seperti pada CCTV ) ada pada sistem PAL , sedang untuk frame rate pada video bergerak FPV akan lebih maksimal menggunakan sistem NTSC.
Umumnya sistem monitor LCD seperti foldable LCD dibawah sudah otomatis menyesuaikan jenis kamera yang dipakai baik PAL ataupun NTSC.
Modul kamera
Ada 2 jenis tipe kamera yang dibedakan dari jenis sensor didalamnya , yakni :
Kamera CCD ( charged coupling devices )
Mengubah sinyal cahaya analog dari luar ke sinyal digital ke dalam chip tanpa distorsi. Proses produksinya rumit sehingga harganya mahal , namun awalnya dikenal sebagai penghasil image terbaik.
Kamera CMOS ( complimentary metal oxide semiconductor )
Menggunakan transistor pada tiap pixelnya untuk memproses gambar. Diproduksi seperti layaknya chip biasa sehingga lebih murah. Selain itu lebih hemat daya. Saat ini sensor CMOS telah mengalami banyak kemajuan dan konon memenangkan persaingan dengan tipe CCD.
Ada juga grade berdasarkan TVL ( TV Lines )
Makin besar nilai TVL nya makin tinggi kerapatan gambarnya dan makin bagus hasil gambarnya.
Berikut tabel kesetaraan antara TVL dan pixelnya :
480 TVL | 510 x 492 |
600 TVL | 768 x 494 |
650 TVL | 811 x 508 |
700 TVL | 976 x 582 |
Dan tautan situs dibawah ini memberikan gambaran mudah dan menggoda bagi kita untuk mencobanya..
Sumber tautan :
n.eurny-rc.fr/diy-micro-fpv-tutorial/
http://blog.oscarliang.net/diy-micro-fpv-video-transmitter-camera/
Daftar komponen yang diperlukan :
1x modul transmitter 5.8Ghz tipe TX5823 /170mA @ 5V (~150mA @ 3.3V) ( termurah di Aliexpress )
1x unit receiver 5.8Ghz Boscam tipe RC503 ( termurah di Aliexpress )
1x modul pinhole camera 600TVL with wide angle lens ( termurah di Banggood )
1x dioda 1N4001
1x LCD monitor 4.3 inch atau sesuai kebutuhan ( termurah di Aliexpress )
1x baterai LiPo 1S 160mAh 25C untuk power supply transmitter ( bisa beroperasi sd 50 menit )
1x baterai LiPo 3S 2700 mAh untuk power supply receiver ( bisa beroperasi sd 2 jam )
1x Mushroom / Clover antenna ( opsional ) untuk jarak yang lebih jauh.
Skematik dibawah ada 3 jenis setup , bisa dipilih salah satunya saja , perlu diingat modul TX5823 punya dua varian , yakni varian 5V dan varian 3.3V. Pastikan menggunakan dioda 1N4001 jika tipenya 3.3V.
Di situs Smartdrone , mereka bahkan menggunakan modul DC step down dari Polulu agar lebih efisien.
Penggunaan dioda memiliki kelemahan akibat daya listrik yang terbuang menjadi panas.
Pada modul Tx5823 terdapat pinout chanel dan pada receiver RC503 juga terdapat blok switch untuk pengaturan 8 chanel. Pengaturan chanel dijelaskan pada manual produknya , tapi kadang terjadi hal yang memusingkan jika mendapatkan modul yang rusak atau karena kurang teliti saat menyolder sambungannya.
Aplikasi kamera mikro yang dipasang pada RC heli , multicopter biasanya dipakai pada liputan berita , syuting prewedding , racing atau hanya sekedar untuk selfie semata.
Hasil videonya kadang luarbiasa , bisa mengambil gambar dari tebing dan medan yang sulit. Malah ada yang bisa sampai ke atas awan dan kembali lagi ke bawah.
Diagram pinout modul TX5823 |
Bagian belakang modul Tx5823 |
diberi tambahan blok switch u/pilih channel ( www.flitetest.com ) |
www.flitetest.com |
mini quadcopter with FPV dari www.smartdrone.com |
Sedangkan antena bisa hanya dengan seutas kabel pendek spt gambar dibawah , bisa juga pakai antena jamur yang khusus dibuat untuk Tx/Rx 5.8Ghz , biasa juga disebut clover antenna. Yang Tx terdiri 3 loop yang Rx terdiri dari 4 loop kawat tembaga 0.6 mm. Kalau yg berbentuk jamur jika dibuka isinya juga kawat loop.
Jika hendak menyolder sendiri antena jamurnya , pastikan konektornya saling bersesuaian pasangannya.
Sebab ada setidaknya 4 jenis konektor yang dipakai untuk modul seperti ini.
konektor RP-SMA male & female, SMA male & female . Ada yang L shape ada yang lurus.
Karena setup yang minim komponen penunjang , biasanya timbul panas setelah penggunaan beberapa lama.
Panas yg terjadi juga suatu indikasi jika desain antenanya tidak cocok dengan spek Tx ( pemancar ) nya.
sebab daya yang dikeluarkan Tx tak terpancar sempurna dan berbalik ke Tx menyebabkan overheat.
Pada versi produk jadinya ( bukan cuma berupa modul ) , dari pabrikan biasanya dipasangi heatsink pendingin. Para DIYers menggunakan teknik dibawah tujuannya agar mengurangi beban payload pesawat.
Biayanya memang cukup besar kalau semua ditotal sekitar Rp 700.000 pada saat ini.
Tapi akan lebih mahal lagi jika beli yang sudah jadi , apalagi model monitor yang bisa dikenakan seperti pada model Google Fat Shark dan sejenisnya , yang jelas jutaan harganya.
antenna |
cara setup dari blog Eurny |
Contoh setup dari Oscarliang V2.0 |
Setup Oscarliang V1.0 |
Unit receiver RC503 terhubung monitor LCD sbg ground station |
Foldable LCD monitor 4.3 inci |
Contoh setup clover antena |
Antena mushroom/clover opsional untuk jarak menengah |
Antena Helical untuk long range (www.mavbot.com) |
Helical & RC305 (www.rcshutter.com ) |